Minggu, 26 Desember 2010

Anjing Liar


Selembar malam masih tergantung indah dipelataran angkasa. Jelas hitam bersinar bermandian cahaya bintang raksasa. Awan kelabu terlihat kaku termenung menyaksikan keindahanya. Hanya bulan, mungkin saat itu hanya bulan yang terlihat murung bersedih bak mulut seorang anak bayi yang menangis karena ditinggal pergi oleh ibunya. semua keindahan malam ini beritik tolak dari satu garis, yang biasa disebut dengan garis Tuhan.
Disatu kehidupan dan pada kehidupan lain, pucuk pohon Gliricidia sepium[1] di depan rumah pak Tindo terlihat bergoyang. Berdendang seirama alunan kidung anggin yang genit menyapa rimbun pepohonan, yang paling menakjubkan lagi, suarau lantunan seruling jangkrik yang kian berbunyi sambung menyambung walaupun agak sumbang, tetapi mereka telah memperlihatkan sikap tak mau kalah dalam menghiasi malam di rumah pak Tindo. Suasana terlihat indah,semua teratur menurut garis tuhan-nya.
Hari berganti, dan jam pun beranjak malas ke angka dua, bergerak perlahan tapi pasti menuju kesempurnaan masa. Saat saat sunyi terkikis ketika dari belakang rumah terdengar suara lolong anjing. Gaduh lagi cempreng. Entah apa yang dicari sang anjing, sepertinya ia melihat sebuah makanan yang bisa di jarah.
Mendengar suara si anjing, dengan cepat, detak nafas kehidupan kembali terhembus keluar dari hidung dan mulut pak Tindo. Ia pun terbangun sembari melontarkan kalimat sumpah serapah.
“anjing biadab, gak punya otak, gak tau ini tengah malam”.
Sumpah itu meluncur begitu saja. Matanya masih terlihat cekung, masih terpejam, tapi mulutnya sudah komat kamit. semakin lama suara itu makin gaduh. Merambat lurus melintasi setiap ruang yang berada di pekarangan belakang, menembus pintu dan jendela rumah. Dengan cepat menumbus jantung telinga pak Tindo. “guug.”
Dengan mengandalkan beberapa persen sisa tenaga, pak Tindo berdiri dan meraba-raba dinding disekitar pintu kamarnya. Keadaan kamar yang gelap membuat pak Tindo terbata-bata mencari kontak lampu.
“guug..gug..gug..”
lolong si anjing makin keras, dan itu membuat pak tindo naik pitam. Dengan cepat pak tindo membuka pintu kamar dan langsung mengambil senapan anggin yang tergantung diruang tengah rumahnya. Pak Tindo berjalan sepoyongan sambil menenteng senapan, orang tua itu berjalan kearah jendela, ia membuka horden pelan-pelan, memperhatikan dengan seksama, apa yang diinginkan oleh si anjing. Beberapa menit berlalu, lolong si anjing kiat ciut. Dari jendela pak Tindo masih mengamati tingkah laku si anjing. Pak tindo tidak melihat hal yang tersirat dari lolong si anjing. Satu hal yang tak berhasil diamati oleh pak Tindo, yakni sorot mata si anjing yang tak henti melihat kresek yang berisi ikan sedap siap disantap.
“setan alas, ku tembak batok kepalamu”
Gumam pak tindo sambil mengarahkan  ujung senapan ke kepala anjing. Selagi pak tindo memasukan peluru senapan.tingkah si anjing semakin aneh. Kali ini ia berputar putar dan langsung menggankat satu kaki kea rah pagar rumah pak tindo. Lalu lari sembari memperlihatkan ekor lentiknya ke senapan pak tindo.
“anjing sialan, untung batok kepalamu tak tembus” pak tindo beranjak menuju kamar. Terlihat sekali kerut kemarahan bercampur lumpur kekesalan di keningnya.
Pagi menjelang. Pak tindo menjerit “anjing keparat, kau buang kehinaanmu di depan pagar rumahku”.
Ternyata anjing semalam berdiri dan bersikap aneh hanya untuk mengotori pagar pak Tindo. Pak Tindo terus mengeluarkan sumpah serapah kepada si anjing. Dan tak sengaja di dengar oleh Ritno, seorang mahasiswa  UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
“ono opo to pak?”
“iki, Asu keparat, tadi malam membuat gaduh dipekarangan, eh sekarang tahinya berceceran di depan pagar”
“ooo itu, wis tho pak, biarin aja, paling hanya numpang lewat”
Malam kembali membaluti atap rumah pak tindo. Malam ini langit kembali menurunkan tetesan air dari perut kerabatnya, awan. Malampun semakin larut ditandai dengan sebelas kali detak jam dinding. Pak tindo masih mondar mandir sembari menenteng senapan, ia membuka sedikit horden jendela. Sorot matanya tajam menjelajah ke sekeliling pekarangan “belum datang” spontan mulutnya bertutur, berharap si anjing yang mengusik ketentraman tidurnya, kembali datang.
Hari kian larut, malam semakin menginjak atap rumah pak tindo. Dari atap terdengar suara letupan kecil, kian lama letupan itu kian deras. Menghujam dan membasahi semua atap rumah. Dengan bersamaan cahaya garis putih muncul seketika dari langit utara dan beberapa detik kemudian mengeluarkan suara dentuman keras. Pak tindo langsung menutup horden jendela. Ia termenung beberapa saat “apakah kau akan datang malam mini? aku harap kau..”. belum sempat perkataan itu terucap, gong-gong si anjing kembali mengudara.
“inilah akhir hayatmu”
dengan cepat pak tindo memasukan sebutir peluru dan membuka horden lebar-lebar.
“guug..gung” lolong si anjing semakin menjadi. Sorot matanya yang tajam tetap mengarah ke kresek berisi ikan sedap.
“hai keparat, teruslah melolong, teruslah kau buang kehinaanmu di depan istanaku. Dan jangan lupa kau goyangkan ekor lentikmu ke senapanku. Jika sampai harimu nanti, kau tak akan mendengar lantunan indah dari lolongmu itu, sebab, lewat teleskop pada senapanku, dengan jelas gerak gerik batok kepalamu aku rekam, teruslah melolong, nanti kau akan tahu, malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih, siapa sangka peluru kecil ini akan menembus batok kepalamu. Dan kau pun akan tahu untung rugi kau akan mati”
Hujan seketika berhenti. Lolong si anjing tak lagi terdengar. Sambali menundukan kepala pak tindo berkata “ kau sama seperti saudara bangsaku”. 




[1] Gliricidia sepium adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Sering digunakan sebagai pagar hidup atau peneduh. Di Indonesia jenis pohon ini biasa disebut dengan pohon ki hujan.

3 komentar:

  1. mantap mas... lanjuuuut gan!!!!

    oya, ngmeng2 opo carono mambuek "baca selanjutnya" tu mas?

    BalasHapus
  2. udah mentok nih mbak, kagak bisa lanjut lg,.hehe

    oo itu to,.
    gini di "Dasbor" kan ada "Entri Baru" nah klik tu entri, ntar keluar lama baru, dibawah judul, ada banyak icon, lihat icon yang ada gambar kertas, tapi kay2 robek gitu "insert jump break".

    BalasHapus
  3. kok gak ada icon itu ya mas?

    udah males liat blog yang super duper panjaaaaang ntu...

    BalasHapus